Selasa, 29 September 2009

Mata Uang Logam dan Penelitian “Arkeologi-sejarah”


Suatu hal yang amat menguntungkan penelitian arkeologi-sejarah (historical archaeology) adalah bahwa kebanyakan situs-situsnya menghasilkan temuan mata uang logam, bahkan sering kali dalam jumlah yang cukup besar. Jenis temuan ini dapat digolongkan ke dalam kategori artefak bertanggal mutlak, karena banyak mata uang logam dari masa arkeologi-sejarah memuat nama raja atau penguasa dan angka tahun diterbitkannya uang tersebut.

Pada dasarnya setiap benda adalah hasil aktivitas manusia dari masa ke masa. Karena itu mata uang dianggap dapat memberikan gambaran tentang kehidupan masyarakat masa lampau. Di mata para arkeolog, peran mata uang sebagai sumber sejarah sangat besar. Keberadaannya sejajar dengan prasasti dan naskah kuno yang sampai saat ini memang lebih banyak dipakai sebagai sumber sejarah.

Setiap mata uang umumnya memiliki tanda tera seperti yang biasa kita dapatkan pada mata uang sekarang, yang menyatakan pengesahan sebagai suatu alat tukar, misalnya oleh raja atau penguasa yang mengeluarkannya. Turut campurnya raja atau penguasa dapat memberikan gambaran kepada kita tentang sejarah politik pada masa itu, misalnya untuk menentukan batas-batas kekuasaan politik dari seorang raja atau penguasa setempat berikut masa pemerintahannya.

Sebagai artefak bertanggal mutlak, kehadiran suatu mata uang di dalam suatu lapisan tanah dapat digunakan untuk menanggali lapisan tanah tersebut. Demikian pula suatu himpunan dapat ditanggali jika mata uang logam yang berada di dalamnya memiliki hubungan fisik dengan temuan lain. Lebih jauh lagi, mata uang tersebut dapat digunakan untuk data sejarah ekonomi, perdagangan, dan teknologi logam.

Mata uang hasil ekskavasi arkeologi selalu diklasifikasikan, misalnya berdasarkan bentuk atau tahun terbitnya. Uniknya, selain mata uang logam lokal, juga banyak ditemukan mata uang logam asing. Di dunia arkeologi, temuan-temuan uang logam dapat menjawab berbagai masalah yang kita hadapi, misalnya:

  • Sejak kapan mata uang logam lokal maupun asing dikenal di suatu daerah
  • Siapa raja atau penguasa yang mengeluarkan mata uang logam lokal sebagai alat tukar
  • Jika ditemukan mata uang logam asing dalam jumlah cukup banyak, apakah berfungsi sebagai upeti atau memang sudah merupakan alat tukar yang sah pada waktu itu
  • Apakah ada mata uang logam lokal yang digunakan sebagai upeti
  • Di mana tempat pembuatan mata uang logam lokal
  • Bagaimana cara pembuatan mata uang tersebut
  • Bagaimana sistem jual beli pada waktu itu
  • Apakah masyarakat sudah mengenal sistem penyimpanan uang seperti bank
dan sederetan lagi pertanyaan masih dapat dikembangkan dari sini

Di situs Banten Lama, tepatnya di lingkungan Keraton Surosowan, pernah ditemukan sejumlah mata uang logam. Bersama artefak itu ditemukan pula wadah pelebur logam, sisa-sisa tungku, sisa arang pembakaran, dan kerak logam. Diperkirakan dulunya situs itu merupakan tempat kegiatan pertukangan logam. Biasanya pertukangan di dalam keraton hanya membuat barang-barang tertentu untuk kebutuhan raja atau penguasa atau barang-barang tertentu yang dianggap penting agar pengawasannya lebih mudah.

Mata uang hasil ekskavasi arkeologi ditangani dengan cara metode deskripsi, yakni identifikasi berdasarkan bentuk, jenis, tipe, tahun terbit, tempat cetak, bahan, ukuran, dan sebagainya. Selanjutnya dilakukan analisis secara kuantitatif dan kualitatif. Juga dilakukan analisis kontekstual untuk mengetahui hubungan antara temuan serta (temuan yang terkandung bersama temuan uang logam).

(Djulianto Susantio)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

♦ Kontak Saya ♦

Nama Anda :
Email Anda :
Subjek :
Pesan :
Masukkan kode ini :

.

Photobucket

.

Pyzam Glitter Text Maker