Oleh
Bachtiar/Maya Handhini
JAKARTA - Pekan terakhir Januari lalu, Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mengungkap peredaran ribuan dolar Amerika dan Brasil palsu di Jakarta. Nilainya fantastis. Total keseluruhan mencapai lima miliar rupiah.
Atas hal ini, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Raja Erizman mengatakan, 14 orang dinyatakan sebagai tersangka. Masing-masing diketahui bernama Indra Mulya Hasibuan, Hairudin, Kabul Afianto, Bob Yahya Darma Sibrata, Abdul Manan, Joko Sutrianto, Nurman, Ali Akbar, Martin Linmas, Sudarmanto, Farsin Sapan, Mahlil Siregar, Daman, dan Pandangan Panjaitan.
Pengungkapan kasus ini diakui sebagai yang terbesar di awal tahun 2009 dengan barang bukti berupa 1310 lembar pecahan 100 dolar AS, 1148 lembar pecahan 50.000 dolar Brazil, serta satu tas besar dolar AS yang belum jadi.
Raja menjelaskan, terungkapnya kasus ini bermula dari laporan seorang ibu yang menyebutkan Indra Mulya Hasibuan, pengusaha kayu asal Sumatera Utara, disinyalir mempunyai banyak uang dolar palsu. Keterangan perempuan yang disebut beberapa sumber adalah mantan istri si tersangka sendiri, menyebutkan pembuatan dilakukan di kediaman yang bersangkutan.
Informasi itu kemudian ditindaklanjuti petugas satuan Fiskal Moneter dan Devisa (Fismondev) yang akhirnya berhasil menangkap Indra di wilayah Citayam, Depok, Jawa Barat. Hasil pemeriksaan terhadap Indra, diketahui adanya belasan anggota pengedar lain yang masih satu jaringan dengannya. Belasan tersangka lain tersebut akhirnya dibekuk di beberapa wilayah, di antaranya di Jalan Proklamasi, Atrium Senen, Duta Merlin, Hotel Mega Pro, Jakarta Pusat, dan di wilayah Cipondoh, Tangerang. Aparat juga mengamankan lima tersangka yang menjadi jaringan Indra dengan barang bukti berupa 354 lembar uang pecahan 100.000 rupiah.
Menipu Bank
Meski jumlah barang bukti tidak sedikit, menurut polisi, mereka yang ditangkap bukanlah pembuat. Kepala Satuan Fismondev Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Polisi Bahagia Dachi kepada SH, Sabtu (31/1) malam, mengatakannya. Sejauh ini, para tersangka yang diamankan hanya merupakan pengedar dan bukanlah sebagai pembuat. “Tak ada alat cetak yang ditemukan,” kata Kasat Fismondev.
Kenaikan nilai tukar dolar terhadap rupiah menjadi penarik para pelaku untuk makin giat memalsukan mata uaang negara Paman Sam ini.
Sama seperti tiga jaringan pengedar uang palsu yang melibatkan warga negara asing berkulit hitam pada tahun tahun 2008, jaringan Indra menggunakan uang palsu yang mereka miliki untuk melakukan penipuan.
Uniknya, modus yang mereka gunakan biasanya klasik, di antaranya dengan menukarkan kepada orang lain atau membelanjakannya. Namun, yang tak kalah nekat adalah mereka juga tak jarang berusaha menukarkan uang palsu tersebut ke bank. Harapannya, bank akan mau menukarkannya dengan yang asli. Korbannya juga bervariasi, mulai dari kalangan warga di pedesaan hingga masyarakat perkotaan.
“Bank itu bisa berfungsi untuk menukar uang palsu. Pelaku berpura-pura menjadi korban karena mendapat uang palsu,” jelasnya.
Momen Pemilu
Di satu sisi, polisi juga tak menafikan adanya momen-momen tertentu kala peredaran uang palsu meningkat. Salah satunya adalah menjelang pemilu. Maraknya peredaran uang palsu terkait penggunaan sebagai aliran dana kampanye Pemilu 2009 nanti, Daichi tak menampiknya.
Hingga saat ini, belum ada pengakuan secara langsung dari para tersangka. Namun berdasarkan pemeriksaan, salah seorang tersangka diketahui merupakan anggota salah satu partai yang ikut serta dalam Pemilu 2009 mendatang.
“Sejauh ini, belum terbukti uang palsu itu akan digunakan untuk dana kampanye. Tapi, tidak tertutup untuk kemungkinan tersebut. Masyarakat, khususnya yang menetap di pedesaan, harus lebih teliti saat menerima uang dari partai-partai yang ingin menarik simpati,” ujarnya.
Dijelaskan Daichi, uang palsu yang banyak ditemukan ataupun dilaporkan pihak bank, belakangan memang sangat mirip dengan aslinya, baik dalam bentuk desain tekstur ataupun bahan. “Waktu masih menjabat sebagai Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polwiltabes Surabaya di tahun 2005, saya pernah mengungkap kasus uang palsu yang ternyata hanya dicetak menggunakan printer canggih. Saat ini, printer dengan merek tertentu akhirnya dilarang dijual karena sangat canggih dan berbahaya bila digunakan untuk mencetak uang,” tukasnya.
Selain uang palsu, yang turut menjadi perhatian serius adalah mengenai informasi beredarnya uang rupiah asli, tapi palsu. Kategori ini diberikan karena disinyalir ada uang rupiah yang dicetak dengan nomor seri yang sama atau double. Isu ini mulai berembus sejak krisis moneter pada zaman Presiden Soeharto lalu. “Kami sudah mendengar informasi itu. Sedang kami selidiki kebenarannya,” pungkas Daichi.
*******
Kemungkinan Besar Akan Banyak Pemain Baru
JAKARTA - Pemalsuan uang selalu menjadi kasus kriminal yang berulang dari masa ke masa. Pekan lalu, Direktorat Kriminal Khusus Polda Metro Jaya berhasil menangkap otak pembuat uang palsu, Benny Hasibuan di sebuah hotel di Jakarta. Jumlah barang buktinya lumayan fantastis. Berikut perbincangan wartawati SH, Maya Handhini dengan Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Pol Raja Erizman, Sabtu (31/1), mengulas hasil penangkapan dan kasus uang palsu secara umum.
Menjelang pemilu ini banyak beredar uang palsu. Apakah memang hal ini sudah ditengarai polisi jauh-jauh hari, mengingat waktu pemilu tinggal beberapa bulan lagi?
Sebenarnya, tidak hanya menjelang pemilu saja uang palsu banyak beredar. Pada tahun sebelumnya, polisi juga telah menangkap beberapa pengedar uang, termasuk dolar palsu.
Salah satu pengedar dolar palsu yang berhasil ditangkap adalah Drame Modibo, warga negara Afrika pada Oktober tahun lalu. Dari tangan tersangka ini, kita mengamankan sebanyak 30 bundel dolar palsu yang siap cetak.
Jadi, kini makin banyak lagi peredaran uang palsu, khususnya mata uang dolar?
Ini yang harus diwaspadai. Polda Metro sendiri baru saja menangkap otak pembuat uang palsu yang siap edar sebanyak miliaran rupiah.
Biasanya yang menjadi korban peredaran uang palsu ini adalah masyarakat kelas bawah. Yang jelas, segera laporkan kepada pihak kepolisian bila Anda menemukan uang palsu, berikut ciri-ciri si pengedar uang palsu tersebut.
Polda Metro sendiri akan bekerja sama dengan beberapa instansi terkait untuk menanggulangi banyaknya peredaran uang palsu. Apalagi, menjelang pemilu biasanya uang termasuk dolar palsu, akan membanjir. Yang jelas, kita terus mewaspadai nama-nama tersangka pembuat uang palsu yang pernah ditangkap dan kemungkinan besar akan ada pemain baru seperti Benny Hasibuan yang pernah tersangkut kasus pembalakan liar di wilayah Polda Sumatera Utara ini.
Bagaimana cara mengetahui uang palsu, termasuk mata uang asing?
Seperti yang sudah-sudah, kertas tersebut akan terlihat sangat kasar. Tidak ada garis benang di cetakan uang palsu tersebut, dan nomor seri juga akan terlihat sangat buram. Tidak itu saja, uang palsu akan luntur bila kita gesek-gesekkan. Untuk mengetahui adanya uang palsu ini, pakailah alat yang disebut sinar biru.
Ada daerah-daerah baru yang diamati polisi kini menjadi sasaran penyebaran uang palsu?
Uang palsu ini biasanya akan banyak beredar di tengah masyarakat bawah serta di daerah-daerah. Salah satu daerah yang menjadi sasaran adalah di NTT, NTB, dan Kalimantan. Ini dapat diketahui dengan adanya pengedar uang palsu di daerah tersebut yang baru saja ditangkap.
(Sumber: Sinar Harapan, Selasa, 2 Februari 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar