Senin, 19 Oktober 2009

Mata Uang Logam Cina, Salah Satu Sarana Rekonstruksi Sejarah


Oleh: Yuniarso K. Adi
(Museum Negeri Provinsi Jateng “Ronggowarsito”)

Mata uang merupakan salah satu sarana kegiatan perdagangan dan perekonomian yang menentukan. Hal itu terjadi sejak kehidupan masyarakat mulai mengenal perdagangan dan harga.

Alat tukar dikenal masyarakat sejak zaman prasejarah dalam berbagai macam bentuk dan standar nilai. Ada yang berbentuk gigi binatang buruan, manik-manik, batu-batuan, kulit kerang, dan sebagainya. Masyarakat pertama yang sudah mengenal dan mempergunakan mata uang sebagai alat tukar dan standar nilai secara resmi adalah Mesir, Yunani, dan Cina.

Mata uang merupakan bukti artefaktual yang dapat membantu mengungkapkan kegiatan perdagangan, terlebih mata uang logam Cina. Soalnya adalah temuan mata uang Cina relatif banyak jumlahnya.

Keuntungan temuan mata uang logam adalah:
  • Mata uang banyak ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia
  • Dalam mata uang terdapat inskripsi yang menyebutkan tentang data tokoh maupun data tekstual lain
  • Dalam teori rekonstruksi sejarah, data inskripsi (tekstual) merupakan data primer
  • Populasi peredaran mata uang logam memudahkan kompilasi data untuk memperoleh satu kesamaan asal tahun dari inskripsi yang tertulis.

Sedangkan kelemahannya:
  • Mata uang logam masa berlakunya kadang-kadang melewati batas tahun berkuasanya sang penguasa yang mencetaknya
  • Penguasaan bahasa serta huruf Cina para peneliti masih minim
  • Mobilitas yang tinggi mata uang logam (kehadiran mata uang di suatu wilayah tidak disertai masyarakat pencetak maupun penggunanya).
  • Terjadinya kemungkinan antara kehadiran masyarakat pencetaknya dengan mata uangnya lebih dulu hadir masyarakatnya. Sedangkan mata uangnya baru hadir sekian tahun kemudian atau sebaliknya.
  • Masa berlakunya kadang-kadang lebih panjang (lama) dibandingkan masa kekuasaan pencetaknya, sehingga sang pencetak (penguasa yang menerbitkannya) sudah tidak berkuasa, namun mata uangnya masih beredar luas.

Di Jawa Tengah banyak ditemukan mata uang logam Cina. Yang tersimpan di Museum “Ronggowarsito” saja memiliki berat keseluruhan sekitar 50 kg. Selain itu terselip mata uang logam dari Jepang dengan bentuk, bahan, ukuran, dan tempat temuan yang sama. Dari hasil penelitian diketahui rentang waktunya adalah dinasti Tang masa kekaisaran Kaiyuan (713 M) sampai dinasti Ming masa kekaisaran Yongla (1404-1424 M). Ada pun jumlah temuan masing-masing dinasti adalah:
  • Dinasti Tang
  • Dinasti Song Utara
  • Dinasti Daghi (Jepang)
  • Dinasti Song Selatan
  • Dinasti Ming
  • Inskripsi Xianfu
  • Inskripsi Huang Song Tong Bao
  • Inskripsi Da Song Yuan Bao

Temuan-temuan tersebut menunjukkan adanya kronologi kaisar yang cukup urut dan lengkap. Diketahui pula setiap pergantian kaisar, diterbitkan mata uang baru.

Kajian inskripsi mata uang logam Cina adalah salah satu upaya untuk memberikan satu kontribusi penyediaan data analisis baru bagi interpretasi data sejarah supaya dapat dipergunakan untuk membantu rekonstruksi sejarah.

(Diringkas dari Berkala Arkeologi, Tahun XIV – Edisi Khusus – 1994)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

♦ Kontak Saya ♦

Nama Anda :
Email Anda :
Subjek :
Pesan :
Masukkan kode ini :

.

Photobucket

.

Pyzam Glitter Text Maker