Kamis, 29 Oktober 2009

Seminar Numismatik: Benda Numismatik Sebagai Instrumen Investasi yang Potensial


Oleh: Wisnu Baskoro

Anggota Asosiasi Numismatik Indonesia

Masa lalu adalah sejarah manusia yang hendaknya tidak dilupakan, karena dengan belajar sejarah manusia dapat mengerti riwayat kehidupanya, termasuk baik buruknya. Menarik melihat Indonesia yang dahulu dikenal dengan Nusantara dalam buku Icons of Art-National Museum Jakarta, yang menggambarkan kejayaan dan kemegahan negri ini.

Sebagaimana kita ketahui sejarah sebagai sumber informasi mempunyai arti penting sebagai tolok ukur kemajuan suatu bangsa dan dari fakta sejarah dapat dipetik suri tauladan yang bermanfaat bagi generasi yang lebih muda sebagaimana para ahli sejarah mengungkapkan : ”Melalui sejarah kita dapat menjadi sadar akan hakekat keadaan kita sebenarnya, atau kejadian dimasa lampau memberi makna pada kehidupan kita sekarang dimana kita dapat mengetahui dan dapat mengambil hikmah daripada contoh-contoh keberhasilan maupun contoh kegagalan atau kekurangan.

“Sejarah sebagai suatu peristiwa yang sudah terjadi tidak akan banyak memberi manfaat bagi kehidupan masa kini bila keberadaanya sekadar untuk kepentingan romantisme semata”

Pengungapan sejarah masa lalu memungkinkan untuk ditelusuri dari benda-benda peninggalan yang dapat kita temukan sampai saat ini. Kejayaan Sriwijaya (abad 8-9 M), kemegahan Candi Borobudur, Majapahit dengan Amukti Palapanya, sehingga menjadi kesatuan Nusantara – Indonesia, dll. Bahkan dapat juga ditelusuri dari peninggalan mata uang yang digunakan saat itu. Bidang studi yang mempelajari tentang mata uang, seperti koin, uang kertas, token, dan alat-alat tukar lainya itulah yang disebut NUMISMATIK.

Koleksi-mengoleksi adalah dunia yang unik, yang dapat mempertemukan kecintaan terhadap suatu karya seni dan suatu harapan keuntungan komersial. Benda-benda Numismatik merupakan benda unik yang disetiap jenisnya berlatar belakang sejarah. Tentunya jumlah setiap item dari benda numismatik tidak mungkin bertambah jumlahnya, bahkan dapat dipastikan selalu berkurang, seperti akibat dampak terjadinya Tsunami, Gempa, Rusak/hilang, dlsb.

Seperti kita ketahui dalam Ekonomi pada hukum Supply – Demand (Penawaran – Permintaan), disebutkan bahwa “Semakin supply berkurang, terjadilah peningkatan harga seiring dengannya – Begitu pula sebaliknya”. Bagaimana dengan benda Numismatik yang jumlah keberadaanya SELALU berkurang, otomatis tingkat HARGA selalu meningkat. Hal tersebut ditunjukkan dengan grafik Supply – Demand yang datar dimana mencerminkan selalu terjadinya kenaikan harga.

Seperti tersebut diatas bahwa Numismatik dapat mempertemukan kecintaan terhadap karya seni dan suatu harapan KEUNTUNGAN KOMERSIAL, sehingga Numismatik sangatlah menarik sebagai salah satu INSTRUMEN INVESTASI dan Inilah inti pokok bahasan kita. Begitu luasnya pengetahuan Numismatik dan dengan keterbatasan waktu, kami lebih memfokuskan pada pokok bahasan “NUMISMATIK sebagai INSTRUMEN INVESTASI”.

Dengan kesadaran bahwa Numismatik sebagai instrumen Investasi, yang tentunya dapat mendatangkan keuntungan komersial, akanlah sangat menarik bila ditelusuri lebih jauh. Kita jangan berfikir investasi yang notabene dibenak kita adalah kebutuhan tersedianya dana yang banyak, tidaklah demikian di numismatik. Inilah salah satu keunikan berinvestasi di dunia Numismatik. Bahkan investasi itu dapat dilakukan sebesar UANG JAJAN anak sekolah, yang bisa dilakukan, yang Istilah saya : “Iseng(1)”. – (Saya sebut Kelompok Pertama)

Tunggu dulu, Kelompok iseng ini di numismatik bukanlah iseng sembarang iseng. Dengan perjalanan waktu dan rajin (Disiplin) untuk beriseng ria di numismatik, dalam perjalanannya akan berkembang sebagai “Kolektor(2)” – (Saya sebut Kelompok Kedua). Itulah yang biasanya terjadi proses menjadi kolektor yang umumnya berawal dari iseng, walaupun tidak semua kolektor berawal demikian.

Sebagai Kolektor, umumnya sudah mulai muncul kecintaan terhadap items yang dikoleksinya yang kemudian muncul keingintahuan segalanya tentang benda yang dikoleksi. Disitulah banyak latar belakang sejarah menyertai benda koleksi. Pada akhirnya (biasanya) sifat exclusifisme seorang kolektor akan muncul kemudian.

Tidaklah sadar pada sifat tersebut akan menggiring langkahnya sebagai seorang Investor (dalam tanda kutip). Sifat sejati seorang kolektor yang tidak akan pernah puas, mendorong untuk semakin "dalam" berkoleksi ria, hingga sering terjadi memiliki item yang sama lebih dari satu dan telah menyadari bahwa koleksi mengoleksi mendapatkan kepuasan dan keuntungan komersial. Di tahap inilah saya istilahkan tahap “KolekDol – Kolektor sambil dodolan/Jualan”, Tahap inilah saya sebut sebagai tahap Ketiga (3). Umumnya, walaupun tidak semua, setelah merasakan economic gain (keuntungan), banyak yang beralih menjadi pedagang – Dealer, dan tahap inilah yang saya kelompokan tahap Keempat (4), sedangkan Investor saya namakan tahap Kelima (5).

Dapatlah disimpulkan bahwa sama sekali tidak ada ruginya untuk terjun sebagai numismatis. Disamping mendapatkan kepuasan batin, kita dapatkan pula keuntungan finansial dan juga sebagai alat investasi yang sangat menarik. Jangan tergesa-gesa dengan kalimat “Sangat menarik sebagai instrumen investasi”,.....Boleh kita katakan demikian dengan syarat mutlak satu, yaitu : “KNOWLEDGE IS POWER” (Pengetahuan sebagai kekuatan), hal ini juga sebagai syarat di numismatik untuk tahap 3-4 dan 5 (sebagai Investor), walaupun Knowledge is Power juga berlaku pada semua bidang usaha.

Selamat ber-….. ria (1) – Berkoleksi -ria (2) – BerkolekDol -ria (3) – Ber Dagang -ria - (4) dan Ber-Investasi ria.......... Sadari..."Posisi anda di mana?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

♦ Kontak Saya ♦

Nama Anda :
Email Anda :
Subjek :
Pesan :
Masukkan kode ini :

.

Photobucket

.

Pyzam Glitter Text Maker