- Uang logam kuno adalah objek peninggalan sejarah terlengkap, teringan, dan mungkin termurah.
- Uang emas (derham mas) Aceh mencakup kurun abad XII/XIII – XIX, rangkaian terpanjang dalam sejarah numismatik Indonesia dan bukti peninggalan kebesaran kerajaan-kerajaan di Bumi Rencong.
- J.P. Moquette adalah numismatis terbesar di Indonesia. Koleksi-koleksinya yang kini menjadi milik Museum Nasional merupakan koleksi numismatik terbesar di Asia Tenggara. Karya-karya penelitiannya yang sangat kompleks menjadi dasar acuan numismatik kolnial hingga kini.
- Uang bantal adalah julukan untuk uang kertas darurat (revolusi) Labuan Batu (Orlab 1947-48). Karena inflasi yang hebat, penduduk harus membawa setumpuk uang hanya untuk membeli secangkir kopi. Sayangnya sedikit sekali tersisa, sehingga menjadi sangat langka.
- Jawa adalah uang logam perak terkecil dan teringan di dunia. Uang 1 Jawa (1/512 mohar) mempunyai berat 1/100 (0,01) gram. Kadang-kadang Jawa dibagi lagi menjadi ¼ Jawa yang beratnya 0,002 gram dan berukuran sekitar 2 mm.
- Di Jawa Tengah uang kertas pendudukan Jepang pernah dipakai sebagai prangko pada masa revolusi.
- Semua jenis uang bisa bercerita tentang berbagai masalah.
- Uang tembaga gobog wayang menampilkan episode-episode yang menarik.
- Uang kertas darurat tulisan tangan sudah lazim dipakai pada zaman pendudukan Belanda.
- Banyak jenis uang lokal Indonesia terkubur ditelan zaman.
- Kuantitas dan frekuensi penyebaran uang asing di Indonesia tidak merata pada masa lampau.
- Uang emas derham Aceh dikabarkan mengungkapkan kemurahan hati raja-raja dan ratu-ratu (sultan-sultan dan sutanah-sultanah) Aceh kepada rakyatnya.
- Uang kebun merupakan hasil dari zaman kuli kontrak abad XIX.
- Saham-saham darurat di Sumatera mirip uang kertas.
- Medali-medali pejuang kemerdekaan pernah dibuat dari pecahan peluru.
- Ketidaksabaran bisa membuahkan hasil produksi uang sendiri pada masa revolusi.
(Sumber: Berita PPKMU, Agustus 1992 dan Desember 1995)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar