Selasa, 03 Maret 2009

Numismatik untuk Remaja


Partisipasi remaja dalam numismatik memang sangat diharapkan. Pentingnya pembentukan kader untuk masa depan numismatik di Indonesia mengharuskan kita mengikutsertakan para remaja sebagai generasi penerus. Dalam filateli pengikutsertaan remaja telah mencapai beberapa hasil, antara lain menanjaknya jumlah anggota dan juga bertambah gairahnya kegiatan berkat rangsangan mereka ini.

Bagaimana dengan numismatik? Kalau dalam kegiatan filateli seorang remaja dapat memulainya dengan mengumpulkan prangko bekas dengan cara meminta kepada kawan atau kerabat yang banyak berkorespondensi. Atau malah masih mungkin mengumpulkan amplop berprangko dari keranjang sampah, tipis kemungkinan hal serupa dapat dilakukan oleh seorang remaja yang ingin berkoleksi numismatik.

Memang ada banyak jenis uang tidak laku, tetapi jarang ada uang bekas yang dibuang di keranjang sampah. Seorang remaja yang ingin memulai koleksi uang mau tidak mau paling sedikit harus berhubungan dengan tukang loak untuk mendapatkan mata uang logam atau kertas yang ingin dikumpulkannya. Ini berarti pengeluaran sejumlah uang (yang masih laku) sebagai imbalan.

Pengeluaran uang tambahan untuk remaja yang masih duduk di bangku sekolah tentu saja akan menambah berat beban orang tua mereka karena koleksi yang seperti ini tidak dapat dianggap sesuatu yang esensial oleh orang tua manapun, kecuali kalau orang tua remaja itu kaya sekali yang tentu saja hanya sedikit jumlahnya.

Sampai di sini tampaknya gagasan penyertaan remaja ini seperti satu kasus yang “hopeless”. Beberapa perhimpunan numismatik di luar negeri malah angkat tangan dan tidak dapat menerima keanggotaan di bawah umur seperti remaja itu. Tetapi apa kita juga harus berputus asa mengikuti jejak perhimpunan numismatik luar negeri ini? Saya rasa tidak seharusnya demikian.

Pertama, kita harus berterima kasih kepada pendiri PPKMU yang berpandangan jauh ke depan sehingga masalah ini masih dapat kita cari pemecahannya. Dapat kita lihat dari nama PPKMU, di dalamnya terdapat perkataan “Perhimpunan PENGGEMAR Koleksi Mata Uang”.

Apabila seorang remaja pemula belum mampu memulai koleksi, dia seharusnya masih dapat diterima menjadi anggota dan digolongkan pada kategori “penggemar”. Sebagai penggemar saja dia tidak perlu mengoleksikan apa saja, jadi tidak perlu juga mengeluarkan uang banyak. Untuk menyalurkan minat mereka dapat dianjurkan misalnya:

Menyusun kembali daftar uang yang pernah beredar di Indonesia secara kronologis, tempat penerbitan, pencetak, daerah peredaran, masa peredaran hingga ditarik kembali, harga satu per satu uang di Indonesia dan luar negeri, dan pokoknya banyak lagi.

Melakukan penyelidikan dan penulisan mengenai sejarah satu set tertentu mata uang berupa proyek di SMA atau skripsi di pendidikan tinggi.

Melakukan penyelidikan sejarah tentang sebab-sebab dipalsunya satu mata uang, cara-cara pemalsuannya, dan hal-hal lain yang berkaitan dengan ini.

Tentu saja untuk kegiatan mereka diperlukan bantuan dari para anggota PPKMU yang lebih senior, misalnya berupa peminjaman satu set koleksi, buku, katalog, dan malah bimbingan, petunjuk, serta pengarahan. Ini tentu juga akan mendatangkan keuntungan bagi para senior karena paling sedikit ia akan dirangsang oleh para remaja ini, sehingga pengetahuannya akan bertambah.

Walaupun kita belum melihat adanya kegiatan ini dalam PPKMU pembentukan suatu wadah tersendiri bagi para remaja ini sudah seharusnya kita mulai dari sekarang. Tentu saja kategori penggemar itu dapat juga mencakup golongan lainnya sehingga di dalamnya dapat dimasukkan selain para remaja juga misalnya wartawan yang berminat, guru sejarah, pedagang uang atau orang yang hanya ada minat saja seperti petugas museum dan lain-lain.

Salah satu contoh dari karya yang kelak dapat digarap oleh para remaja adalah skripsi mahasiswa Seri Rupa ITB berjudul “Disain Uang Kertas Indonesia”. Ditonjolkan di dalamnya seni grafika potret Bung Karno dalam berbagai pose.

Sebenarnya opini di atas sederhana saja dan kelihatannya mudah dilaksanakan. Tetapi bagi kita biasanya “memulai sesuatu” adalah hal yang sukar.

(Sumber: H. Natasuwarna, Berita PPKMU 1985)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

♦ Kontak Saya ♦

Nama Anda :
Email Anda :
Subjek :
Pesan :
Masukkan kode ini :

.

Photobucket

.

Pyzam Glitter Text Maker