Kamis, 12 Maret 2009

Minat Numismatik di Jabar Masih Rendah

- Untuk Bergabung dengan ANI

Bandung, Kompas - Minat para kolektor uang kuno atau numismatik di Jawa Barat untuk menjadi anggota asosiasi masih rendah. Padahal, peran asosiasi dapat menguntungkan karena berfungsi sebagai ajang tukar-menukar informasi mengenai penjualan uang kuno serta menggalakkan hobi tersebut di masyarakat.

Demikian dikatakan Ketua Asosiasi Numismatik Indonesia (ANI) Daerah Jawa Barat Sutan Hidayatsyah di Bandung, Sabtu (4/6). Rendahnya minat untuk bergabung dalam asosiasi dapat dilihat dari jumlah anggota ANI Jabar yang hanya 40 orang. Padahal, penggemar uang kuno di Jabar sekitar 500 orang, sedangkan di seluruh Indonesia sekitar 5.000 orang.

"Jumlah penggemar uang kuno di Jabar bisa saja lebih dari 500 orang. Dari dulu kalau ada acara berkumpul para kolektor yang muncul orangnya ya itu- itu saja," kata Sutan.

Dikemukakan, target menarik kolektor mata uang sebanyak 150 orang untuk tahun 2005 merupakan harapan yang cukup berat karena kurangnya sosialisasi keberadaan ANI. Para penggemar uang kuno biasanya hanya bertransaksi langsung antar-individu tanpa perantara. Penggemar uang kuno juga kerap mempertanyakan manfaat menjadi anggota ANI. Padahal, ujar Sutan, menjadi anggota tidak begitu memberatkan dari segi biaya, dibanding keuntungan yang didapat.


Uang palsu

Iuran anggota ANI per bulan hanya Rp 15.000 dan para kolektor akan mendapatkan informasi dari anggota lain. Selain itu, buletin juga berfungsi sebagai media untuk menjual uang kuno. Sutan mengakui, iuran anggota ANI Jabar sebenarnya tidak mencukupi untuk menerbitkan buletin sehingga harus ditambah dari pengurus asosiasi.

Wakil Ketua ANI Jabar Puji Harsono mengatakan, asosiasi berfungsi untuk memberi informasi mengenai keabsahan, kualitas, dan harga uang kuno yang pantas. Juga untuk mencegah anggotanya menjual uang palsu karena bertentangan dengan UU No 8/1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Menurut Puji, numismatik bila ditekuni secara serius dapat menghasilkan keuntungan karena nilai mata uang kuno ada yang mencapai miliaran rupiah. Misalnya, mata uang gulden Belanda yang dikeluarkan VOC tahun 1796.

Keistimewaan uang kuno Indonesia terletak pada keindahan serta variasi desainnya yang khas. Puji menyayangkan banyaknya uang kuno berada di tangan kolektor luar negeri, terutama Singapura, karena pedagang uang kuno di luar negeri mampu menawar harga lebih tinggi. Kolektor luar negeri terutama menyukai uang kuno yang memiliki ciri khas daerah. Misalnya, uang yang diterbitkan pemerintahan darurat di Sumatera Barat ketika ibu kota negara dipindahkan ke Bukittingi pada masa agresi militer Belanda tahun 1948. (bay)

(Sumber: Kompas, Senin, 6 Juni 2005)

1 komentar:

  1. saya punya uang koin kuno voc dan uang arab serta koin kuno lainnya....mungkin bapak berminat...?

    BalasHapus

♦ Kontak Saya ♦

Nama Anda :
Email Anda :
Subjek :
Pesan :
Masukkan kode ini :

.

Photobucket

.

Pyzam Glitter Text Maker