Di Perancis sebagaimana pula di banyak negara lain, sejumlah orang berdaya upaya menemukan kembali asal-usul mereka. Dari situlah timbul minat untuk mempelajari sejarah dan seni, termasuk numismatik.
Beberapa tahun lalu pernah terbit sebuah karangan berjudul “Uang menceritakan sejarah” (terjemahan dari bahasa Perancis). Ketika itu penulis diwawancarai jaringan televisi TF 1. Jawaban penulis, pada masa lampau uang merupakan televisi rakyat karena pada masa itu belum dikenal alat komunikasi modern. Kendati pun kesan ini bernada gurauan, itu merupakan suatu kenyataan karena lewat uanglah dan benda-benda lainnya, misalnya medali, rakyat bisa mengenali rajanya dan anggota keluarga kerajaan lainnya. Bahkan mengenal peristiwa yang terjadi selama masa pemerintahannya, mengenal kepercayaannya, mitologi atau monumen yang sudah sejak lama hancur lebur ataupun perabot-perabot yang digunakan di dalam kehidupan sehari-hari.
Kebanyakan naskah sejarah biasanya merupakan lembaran salinan, sedangkan uang logam bisa muncul kembali dalam keadaan utuh dan asli setelah terkubur berabad-abad lamanya. Koin pada dasarnya bisa menceritakan sejarah rakyat, daerah ataupun suatu kota. Sementara uang kertas yang kemunculannya masih agak baru bisa menceritakan arus-arus perekonomian yang luas.
Sangat menggairahkan bagi para penyelidik, numismatik merupakan suatu kegemaran yang mengasyikkan bagi para kolektor. Malah bisa menjadi sekadar tabungan. Nilai selembar uang kertas atau sebuah uang logam suatu waktu bisa naik dengan tajam, meskipun bisa juga turun secara drastis. Hal tersebut sangat tergantung pada nilai kelangkaan bendanya dan permintaannya di pasaran.
Kalau begitu apa yang harus dikumpulkan dan bagaimana caranya? Pertanyaan ini sering kali diajukan kepada kolektor profesional yang kadang kala bisa meragukan kolektor awam, mengingat tema yang dapat memikat hati amatlah luas. Misalnya tentang zaman, negara, tokoh, binatang, monumen, dan lain-lain. Untuk itu ada baiknya calon kolektor memilih sendiri tema yang diminatinya dengan mengikuti seleranya sendiri dan yang paling penting disesuaikan dengan isi koceknya.
Bagaimana Menjadi Seorang Kolektor
Banyak pertanyaan bagaimana menjadi seorang kolektor atau di mana dan bagaimana cara mendapatkan koleksi mata uang? Berikut ini ada beberapa cara:
- Mengumpulkan sendiri mata uang. Bila mata uang Indonesia bisa menyisihkannya dari pendapatan atau dari uang belanja/jajan. Bila Anda sempat ke luar negeri atau punya teman yang sering mondar-mandir ke mancanegara, mintalah oleh-oleh beberapa keping mata uang dari mereka.
- Tukar-menukar dengan teman sehobi, uang kertas atau uang logam yang Anda miliki dalam beberapa eksemplar. Namun perhatikan nilai bendanya.
- Membeli mata uang di toko, perhatikan bonafiditas penjual.
- Membeli mata uang di pelelangan. Biasanya ada katalog lelang. Anda boleh datang sendiri atau mengutus orang.
- Membeli mata uang di bursa. Di mancanegara banyak diselenggarakan bursa internasional. Di tempat itu sering terjadi transaksi. Sayang di negara kita belum ada kegiatan seperti itu.
- Membeli lewat katalog. Sebelum hadirnya internet, beberapa numismatis profesional menjual mata uang lewat katalog yang dikirim kepada mereka yang memintanya. Boleh dibilang semacam transaksi tertulis atau lewat pos.
- Membeli lewat internet. Sekarang dengan adanya internet, transaksi bisa dilakukan lewat sarana online itu. Biasanya terpampang gambar koleksi yang akan dijual, berikut harga dan ongkos kirimnya. Banyak website numismatik terdapat di internet.
Tahukah Anda?
Bank Perancis dari 1800, saat berdirinya, hingga 1990-an telah mengedarkan 158 lembar uang kertas yang berbeda-beda. Di antara kesemuanya itu, lembar 1990-an diakui sebagai lembar terelok dari semua lembar uang yang telah diedarkan. Kini uang-uang tersebut ramai diburu orang.
Sebanyak 15 buah uang logam emas dijualbelikan di bursa Paris: 7 buah dijualbelikan hanya pada hari Kamis, yaitu ½ Napoleon, ½ Pound, Elisabeth II, 20 Mark, 5 Rubel, 5 Francs Tunisia, dan 5 Dollar AS. Ke-8 buah lainnya dijualbelikan pada hari sisanya, yakni Napoleon, Palang Swis, Poundsterling, Uni Latin, 20 Dollar AS, 10 Dollar AS, 50 Pesos Meksiko, dan 10 Gulden. Setiap buah mewakili satu negara, kecuali uang logam Uni Latin yang mencakup 8 negara, yaitu Sardinia (20 Lira), Italia (20 Lira), Belgia (20 Francs), Monako (20 Francs), Rumania (20 Lei), Bulgaria (20 Leva), Yunani (20 Drachma), dan Austria (8 Florint).
(Sumber: Iwan DF, Berita PPKMU, Juni 1990)
*Iwan DF adalah numismatis Indonesia yang bermukim di Paris
Tidak ada komentar:
Posting Komentar