Pajak Jendela Akibat Penarikan Uang
Pada 1695 Inggris menarik dari peredaran uang logam perak lama yang ditempa. Uang logam yang dibawa ke percetakan uang dapat ditukar dengan uang baru yang dicetak dengan mesin, sehingga memungkinkan setiap orang untuk mengambil keuntungan dengan memotong atau melelehkannya.
Setelah penarikan, dijumpai adanya defisit akibat perbedaan antara perak yang didapat dari penarikan uang logam lama dan nilai nominal dari uang logam yang dibagikan sejumlah 2,7 juta poundsterling. Untuk menutupinya, maka dibuat pajak jendela yang membebankan setiap rumah berdasarkan jumlah jendela yang ada. Akibatnya, ribuan jendela ditutupi batu bata dan pembangunan baru hanya memiliki jendela yang sangat sedikit. Akhirnya pajak yang tidak disenangi tersebut dihentikan.
Lelang Uang Kertas Terbesar
Lelang arsip Percetakan Uang Kertas American-Bank Note Company (ABNC) pada November 1990 menghasilkan sekitar $3,8 juta, jauh di atas harga taksiran 4-5 kali lipat. Harga tertinggi dari penawaran 15.000 uang kertas, buku catatan produksi uang, lukisan prototipe meliputi keluaran Jepang, Hawaii, Puerto Riko, Kuba, Spanyol, Yunani, dan Venezuela. Lot termahal adalah 3 lembar uang cetakan percobaan Jepang 20 yen seharga $24.000 melalui cara yang sama.
Sekitar 50% penawaran senilai $1 juta dimenangkan oleh seorang pedagang terkenal, di antaranya seri Gedung De Javaasche Bank 1919 dan seri NICA 1943. Diperkirakan hasil penjualan tersebut akan lebih tinggi jika dibagi dalam 3 periode. Sisa uang kertas arsip ABNC dilelang pada tahun berikutnya.
Uang Palsu yang Sah Berlaku
Martinique, jajahan Prancis, ketika dijajah oleh Inggris dibanjiri oleh uang palsu Sou Marque hampir menyingkirkan uang logam asli dari peredaran. Uang palsu tersebut akhirnya diberi cap “C” bermahkota sebagai tanda sah berlaku senilai 10 denier atau 10 escalin, juga sama dengan 15 sol.
Hal yang sama terjadi di Tibet, sejumlah uang Tangka tidak resmi dinyatakan sebagai alat pembayaran yang sah menurut maklumat pada 1881, sehingga tidak ada perbedaan antara uang palsu dan asli.
Raja Charles IX Membuat Uang untuk Kebanggaan Sendiri
Raja Charles IX (1560-74), putra Charles Henry II (1559-60) dari Prancis semasa muda memalsukan uang dan mempelajari seni mencetak uang logam dengan bantuan yang antusias dari anggota-anggota gilda pembuat uang. Mereka mencoba secara gila-gilaan untuk menunda mekanisasi proses pencetakan uang logam yang telah dimulai sejak tahun 1551.
Menurut laporan-laporan sezaman, dia mencetak sejumlah besar uang logam dari berbagai pecahan dan sangat puas membanggakan hasil karyanya. Secara langsung maupun tidak langsung, dukungannya terhadap uang logam yang dicetak dengan tangan mengakhiri ancaman akan mesin cetak uang logam hingga pertengahan 1600-an.
(Sumber: Alim A. Sumana, Buletin PPKMU, No. 2 Juni 1991 dan No. 4 Oktober 1991)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar